Daerah 30-07-2009
*indra sikoembang
MedanBisnis – Kisaran
Hingga saat ini masih banyak daerah kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara yang menunggak pembayaran beras miskin (raskin). Karena itu, Bulog akan bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk mengusut dan menyelesaikan tunggakan tersebut.
“ Kita akan menurunkan tim Kejaksaan untuk mengusut tunggakan raskin yang terjadi di beberapa kabupaten dan kota di Sumut,” kata Kepala Bulog Divisi Regional Sumut, Muchtar Saad pada MedanBisnis, Rabu (29/7) saat berkunjung ke Kabupaten Asahan untuk memonitoring dan evaluasi pendistribusian raskin di dua kabupaten/Kota, Asahan dan Batubara.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Bulog Sumut, tunggakan raskin tidak terjadi di masyarakat. Karena dalam penyaluran beras bagi keluarga miskin yang menjadi sasaran program ini, pembelian raskin sebanyak 15 kilogram per KK dibayar tunai oleh rumah tangga sasaran (RTS). Dengan demikian menurut Bulog diduga penguapan uang negara tersebut terjadi di tingkat aparatur yang terlibat dalam pendistribusian beras raskin tersebut.
Bulog, kata Saad, berharap dengan turunnya kejaksaan ini ke depan tidak lagi terjadi tunggakan setoran dana raskin, agar pendistribusian raskin tetap lancar ke daerah. “Jadi turunnya tim kejaksaan ini sekaligus merupakan upaya imbauan kepada aparatur yang terlibat dalam pendistribusian raskin di daerah agar tidak kembali menunggak dan menggunakan uang raskin dari masyarakat tersebut untuk kepentingan lain,” jelas Saad
Saad yang didampingi Kepala Sub Divisi Regional (Kasubdivre) III Asahan, M.Zain Madjid mengatakan, akibat tunggakana raskin ini, Bolog sempat terpaksa memutus sementara pendistribusian raskin ke daerah-daerah kabupaten/kota yang bermasalah. Ini dilakukan sebagai sanksi agar distribusi raskin bisa berjalan lancar dan akhirnya tidak merugikan masyarakat.
“Kita tidak mau masuk lobang yang sama untuk kedua kalinya. Makanya ada sejumlah daerah di kabupaten kota di Sumut ini pendistribusian raskinnya terpaksa diputus sementara,” papar dia.
Sementara itu dalam pertemuannya dengan sejumlah pejabat terkait dengan persoalan pendistribusian raskin dari dua pemerintah kabupaten tersebut, Muchtar Saad meminta pemerintah daerah memberikan perhatian serius terhadap persoalan raskin ini, terutama menyangkut setoran tunggakan, mutu, dan masalah kelancaran pendistribusian raskin hingga ke titik distribusi.
“Inilan program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin. Jadi kita berharap pemerintah daerah memiliki perhatian serius terhadap setiap persoalan yang timbul dalam pendistribusian raskin ini,”ungkapnya.
Sedangkan Madjid mengatakan, untuk kabupaten Asahan masih terdapat utang tunggakan tahun 2008 yang belum dibayarkan oleh petugas raskin pemerintah daerah kepada Bulog. Bahkan untuk penyaluran bulan Mei-Juni masih terdapat kecamatan yang menunggak pembayaran raskin. “Kami berharap ini bisa untuk segera dilunasi,” kata dia.
Terkait dengan persoalan tunggakan raskin ini Ketua Komisi D DPRD Asahan, Darwis Sirait menyatakan persoalan tunggakan raskin menjadi persoalan sepanjang tahun di Asahan. Padahal DPRD sudah sering ingatkan, dengan memanggil pejabat yang terkait, namun tetap saja setoran raskin tertunggak di daerah ini.
“Tidak masuk akal-lah jika tunggakan raskin terjadi di masyarakat,” kata Darwis seraya mengatakan langkah yang dilakukan Bulog sangat cerdas, agar menimbulkan efek jera kepada aparat yang menyelewengkan dana raskin tersebut.
Selengkapnya...
Marhaban Ya Ramadhan
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1435 H
Kamis, 30 Juli 2009
Bulog Segera Usut Tunggakan Setoran Raskin
Ribuan Kelambu Dibagi Gratis ke Daerah Endemis Malaria
Daerah 30-07-2009
*indra sikoembang
MedanBisnis – Kisaran
Dinas Kesehatan Kabupaten Asahan awal bulan Mei hingga Juli 2009 telah membagikan kelambu gratis sebanyak 7.348 kelambu kepada ibu hamil dan bayi, di sejumlah daerah endemis malaria di Kabupaten Asahan.
“Dalam tahap pertama ini, Dinkes telah membagi 7.348 kelambu gratis di daerah endemis malaria,” ujar Kepala Dinkes Asahan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Yunan Pane pada MedanBisnis, Rabu (29/7) di gedung dinkes setempat.
Yunan mengatakan, pembagian kelambu gratis tersebut dilakukan untuk melindungi ibu hamil dan bayi dari penularan penyakit malaria, dan kelambu yang dibagikan tersebut di distribusikan di setiap kecamatan endemis di Kabupaten Asahan, di antaranya Kecamatan Aek Songsongan sebanyak 1.031 kelambu untuk tiga desa (Desa Buntu Maraja, Gonti Malaha dan Desa Tangga).
Kemudian, Bagan Asahan menerima 1.187 kelambu untuk tiga desa (Desa Bagan Asahan Induk, Bagan Asahan Baru dan Bagan Asahan Pekan), Kecamatan Silo Laut menerima 200 kelambu untuk satu desa yakni Desa Silo Baru, Kecamatan Tanjung Bali menerima 535 kelambu untuk satu desa yakni Desa Pematang Sei Baru, dan Kecamatan Sei Kepayang Timur menerima sebanyak 1.752 kelambu untuk lima desa (Desa Sei Sembilang, Sarang Helang, Sei Tempurung, Sei Pasir dan Sei Lunang )
“Kelambu tersebut kita bagikan khusus daerah endemis malaria,” kata Yunan, seraya mengatakan teknis pembagiannya kelambu akan dilakukan petugas Dinkes Asahan melalui Puskesmas dan Bidan Desa di daerah masing-masing.
Kelambu yang berasal dari bantuan Global Fun tersebut diterima Dinkes Asahan sebanyak 10.050 kelambu, kata Yunan masih merupakan media yang efektif untuk menghalangi gigitan nyamuk malaria (Anopeles) yang sangat membahayakan tersebut. “Ibu hamil saat ini membutuhkan proteksi dari gigitan nyamuk malaria dan kelambulah saat ini media yang dapat mencegah gigitan nyamuk tersebut,” ujar Yunan.
Selain itu menurutnya, penggunaan anti nyamuk yang berlebihan, bagi ibu hamil sangat berbahaya bagi bayi yang dikandungnya, karena terhirup racun pembunuh nyamuk yang dihasilkan melalui asap atau semprotan. “Ibu hamil lebih baik tidur di dalam kelambu guna menghindari gigitan nyamuk malaria ketimbang anti nyamuk. Karena kadungan racun pektisida di dalamnya dapat mengganggu perkembangan janin atau bayi jika terhirup,” jelas Yunan.
Sebelumnya, kata Yunan, Dinkes Asahan melakukan mass blood survey (MBS) di desa Sei Sembilang dan Sarang Helang. Dinkes menemukan 37 warga dari 756 yang diperiksa dinyatakan positif malaria, dari 37 warga tersebut langsung diberikan pengobatan dan penganganan khusus.
“ Program MBS tersebut untuk mencari dan menemukan penderita malaria untuk diobati, agar angka malaria dapat turun di Asahan,” ungkap Yunan.
Selengkapnya...